Kamis, September 18, 2008

Penting gak sih ???

Fotografer adalah painter of light, jadi ya melukislah dengan cahaya, jangan dengan photoshop" Nah lo.....setuju gak dengan statemen di atas?? saya menemukan istlah ini saat membaca majalah The Light edisi ke 14. Cukup menggelitik juga ya...karena sepertinya emang dari dulu sampe sekarang permasalahan ini selalu dibincangkan kadang malah diperdebatkan. Saya tidak menolak ataupun menyepakati statemen diatas, hanya saja yg menjadi pertanyaan saya adalah, masih penting gak sih kita ngebahas itu? Saya sedikit sependapat dengan pernyataan Edial Rusli saat ngobrol dirumahnya. Dark room itu proses di kamar gelap dan photoshop merupakan proses kamar terang. Jadi intinya sama aja kan, sama-sama proses. Asal semua sesuai kadar dan fungsinya. Ketika itu foto jurnalis ya..janganlah terlalu lebay lah (kata anak sekarang) jangan sampe naturalitas foto bergeser. Atau sebaliknya untuk kebutuhan seni (misal kolase montase) ya...itu sekalian aja jor-joran digital imagingnya jangan nanggung hehe....gimana kang ray?? Buat saya pribadi yang penting ketika ingin mempelajari fotografi jangan tanggung atau instan. Sayang sekali, pelajari dari dasarnya. Lebih baik lagi kalau belajar mulai dari KLJ (kamera lubang jarum) atau fotogram trus bertahap ke analog SLR baru digital dan photoshop. Jadi karya yang kita buat bukan karena faktor lucky tapi karena emang kita mengerti. Gimana setuju gak? Karena ini forum bebas, so sapa aja boleh komentar apapun, bebas. Ditunggu ya komennya.....

Selasa, September 09, 2008

sarasehan foto, masihkan dibutuhkan??

Layaknya dalam sebuah pameran foto, terdapat satu sesi yang disebut sarasehan foto. Sebenernya apa sih sarasehan foto itu sendiri? Saya sendiri masih bertanya-tanya apa itu sarasehan foto dan batasannya sampai sejauh mana? Tapi melihat dari yang sudah-sudah, sarasehan foto adalah bagian bentuk dari pertanggungjawaban atas sebuah karya yang sudah kita pamerkan. Hanya saja pada pelaksanaannya sebagian besar dari yang pernah saya datangi justru terlihat seperti pengadilan karya, atau bahasa kerennya justifikasi karya. Orang-orang yg datang malah ada yg menganjurkan si pameris untuk merubah fotonya, baik dari angel atau yg lebih parah sampai ke konsep (beneran loh saya pernah disuruh merubah isi foto). Seorang teman pernah berkata, bahwa foto yang baik adalah foto yang bisa mengkomunikasikan apa yang ingin disampaikan oleh si fotografer kepada si penglihat. dan itu sampai. Dan fotografer Leo Lumanto pernah menyampaikan : "Istilah-istilah under exposure, over exposure, blur itu semua hanya satu kriteria keberhasilan secara teknis. Tidak ada yang salah diluar masalah teknis, karena itu merupakan pengalaman pribadi. Untuk itu seharusnya juga foto tidak untuk diperdebatkan, karena itu pengalaman pribadi." Nah, lalu seperti apa sih sarasehan yg baik itu? Dimana batasan sebuah sarasehan? Dan bagaimana jadinya kalau saraseha itu dihilangkan dari bagian sebuah pameran?